Ella

Ella adalah wanita berusia 35 dan aku sangat menghormatinya. Sedang aku lajang berusia 27 tahun. Sudah 5 tahun kami bersahabat tanpa pernah ternoda. Kedekatan sebatas teman,jadi aku tak pernah menidurinya atau menyentuh tubuhnya.meski kami adakalanya terlihat begitu dekat dan bersikap romantis. Misalnya saja, kami berpelukan mesra ketika berada di diskotek atau aku memeluknya dari belakang ketika berdansa. Tapi hanya sebatas itu, tak pernah lebih. Jujur saja, aku kadang merasa libido ku memuncak pada saat bersentuhan dengannya. Misalnya, ketika ia tidur di sampingku di rumahku dan aku memeluknya dari belakang. PEnisku yang menyentuh pinggulnya yang terbalut jins ketat dan besar itu merangsang naluri kelaki-lakianku.Tapi aku tak berani melakukan lebih jauh. Ella, janda beranak 1 itu lama-lama memenuhi ruang imajinasiku. Aku sudah sering meniduri 1000 perempuan, tapi Ella bukan perkara gampang. Dia jauh leabih sulit daripada gadis-gadis yang pernah kukencani.Tapi tantangan ini justru memacu hasratku. Aku ingin menaklukkannya. Aku ingin membahagiakannya secara seksual. Suatu malam, aku ingin menuntaskan hasrat terpendam bertahun-tahun itu. Hari itu, kebetulan ia mampir ke rumah kontrakanku. "APa kabar sayangf?"sapaku mesra. "Baik, aku capek hari ini, rasanya aku bete,"katanya. Aku mendekapnya dari belakang. Dari pantulan cermin yang ada di depan, aku bisa melihat raut wajahnya yang kusut. "Aku pijit leher kamu yaah say,"kataku. Ia diam berarti itu setuju. Jemariku memejit lembut lehernya yang putih nan jenjang. Dengus nafasku menerpa pori-pori lehernya juga. Astaga, secepat itu libido meninggi. Penisku dari balik celana training mendesak-desak.Aku tak berusaha untuk menetralisirnya, bahkan aku sengaja semakin mengeraskan penisku agar terasa mengganjal di pinggulnya. Dan memang Ella berespon sedikit, ia sempat menoleh ke belakang dan ke bawah. "Enak Say,"katanya manja. Wajahku semakin mendekat ke bagian belakang lehernya.Dengan sengaja sedikit kusentuhkan wajah ku di bagian itu. Ah, Ella menggelinjang.Sempat aku khawatir ia akan berespon negatif, marah kepadaku misalnya. Tapi untunglah, ia tidak begitu. Ia tetap diam, bahkan tersenyum tipis. Tanganku yang kiri melingkari bagian dadanya. Ku genggam tangannya dengan lembut di sana. Tapi, lenganku tentu saja menyentuh lingkar dadanya yang tampak tertutup rapat blazer hitam itu. Aku semakin mempererat pelukanku, sehingga penisku yang keras nyaris rapat di pantatnya yang besar itu. Sementara lenganku kutekan ke dadanya. "Hmmmm...kamu mulai nakal,"katanya kemudian. Reakasi itu mengagetkanku, karena memang pertama kali aku agak nakal padanya. "Aku memang nakal!"kataku tak peduli. LAntas, aku mulai menciumi tengkuknya.Terus ke bagian lehernya.Ella menggelinjang lembut. Desahan dan rintihan mulai meluncur dari bibirnya yang mungil dan merah itu. Tangan Ella mencengkram rambutku dari depan. Ciuman ku semakin liar dan menjadi-jadi. Leher jenjang itu kujilati dari samping. Di cermin kuperhatikan Ella menikmati sensasi yang kuciptakan. Pelan-pelan, tanganku menelusup ke dalam blazernya. Terasa BRA ketat membungkus payudara Ella. Pelan, kusentuh lembut bagian payudaranya yang tersentuh. Ella masih tak berkata apa-apa, selain merintih mesra. Tanganku mencari-cari putingnya yang agak sulit kujangkau. Ella membalikkan badannya. KAmi berhadapan. "Aku mandi dulu Ya..gerah!" Aku mengangguk. Setengah jam, Ella sudah kembali ke kamar. Ia kini mengenakan baju santai. Baru kali ini aku melihat ia mengenakan baju seksi berwarna kerem. Dengan belahan di dada, tampak sebagian payudaranya yan g putih itu menyembul.Sementara rok mini ketat membungkus pinggulnya. Ella menarik tanganku ke ruang tamu. "Aku jadi segaran sekarang!" katanya sambil duduk di sofa. Jujur saja, baru sekali ini aku bisa meliaht pemandangan di bagian dadanya lebih leluasa. Tak kuduga Ella memiliki dada yang besar. Tanpa bosam terus kupelototi buah dada yang dibalut BH putih itu. Kudekati wajahnya dan mulumat bibir ranum itu dengan mesra. Lehernya kujilati lagi. Sementara tanganku menembus dada itu dan meremes-remas payudara yang besar itu. "Sayang besar sekali. Gak sangka,"pujiku. "Kamu suka gak?" "Ya" Aku mencari putingnya dan meremesnya dengan lembut. Hmm..puting coklat dan mungil itu menggemaskan. Ella meraih wajahnya ku dan menjukurkan sebelah payudaranya yang telah dibukanya. Seperti anak kecil, aku diteteki. Sejuta kasih sayang tersalurkan lewatputingnya yang indah itu. Aku mengemutnya dan menghisapnya. BEtapa kenyal dan padatnya payudara Ella. Aku salut. Maklumlah, ia rajin ikut fitness. MEski beranak sati tapi payudara indah itu terawat dengan baik. "Terimakasih sayang...payudara kamu indah sekali!"kataku. Ella tersenyum manja. Ella membalikkan tubuhnya dengan posisi agak jongkok. Sambil kujilati tengkuk dan bahunya kulepas tali BH nya. Juga rok mini yang dikenakannya. lantas aku menjilati vaginanya yang terbalut cd putih. Hmmm wanginya nikmat. Ella kaget melihat aksiku. Tapi ia tak kuasa menolak. Vagina itu bersih dan wangi. Ella merintih keras..."Awwww...sayynnangggg...sssss....ennnakkkk !!!! Giliran Ella beraksi. Jinsku dilepasnya dan begitu liat cd ku yang penuh ia kaget. Bahkan lebih kaget lagiketika ia melapas cd itu. Penny ku yang panjang dan besar melesat keluar. "Gede banget sayang???Ihhhh..."pekiknya tertahan. "KAmu suka gak?" Ella mengangguk pelan. Katanya belum pernah ia melihat penny sebesar itu. Digenggammnya dan langsung dikulumnya dengan mulut. Aku mendesar nikmat. Kadang dikocoknya keras-keras. Ella meminta dimasukkan ke vaginanya. Dengan pelan kudorong pennyku yang super keras ke dalam liang itu. Ella memekik sakit. Tapi aku tak peduli. Kudorong berulang-ulang, bahkan semakin keras goyangannya. "Sssssaaayanggg.....**** me honey...ughhhhh!!!!" Lama tidak pernah dimasukin membuat Ella tampil buas. Ia terus menggoyang. Bahkan ia yang mengatur posisi. Dan aku menikmati itu semua. Posisi ini membuat aku leluasa bermain. Sambil menekan vaginanya dengan penny, aku toh bisa sambil menghisap putingnya yang kenyal. Ella orgasme di sini. Tapi aku masih belum selesai. "KAmu hebat sayang...blom keluar juga sperma kamu?"kata Ella. "Belum" Setengah jam telah berlalu. Ella menunggi di pinggir sofa. PAntatnya yang besar membentuk dengan indah. Ini gaya favoritku. Tanpa ampun kutusukkan penny ku ke liangnya yang setengah terbuka. Ella menahan gempuran ku yang bertubi-tubi. Sepasang payudaranya berayun=ayun indah. Kadang aku sempat meraih teteknya dan kuremes dengan gemas. Satu jam kami bercinta. Wajah Ella menghiasi dengan senyum kebahagiaan. "Kamu hebat sayang!" "KAmu juga!" Puncaknya, Ella meraih batang penisku dan menghisap-hisap nya. Ia ingin merasakan spermaku. Lima menitkemudian, penny ku memuncratkan lahar yang banyak. Ella menelannya dan sebagian yang meleleh di kepala dan batangnya dijilatinya. Ella tersenyum ke arahku. Dan diraihnya wajahku untuk dibenamkan di dadanya yang penuh. Ella menetekiku dengan lembut, seperti seorang ibu dan bayinya.

Blog Archive